Selasa, 31 Juli 2012

Tentsile, Tenda Gantung yang Canggih ala 'Backpacker-an'

Pergi berkeliling dunia ala `backpackeran` mungkin sedang nge-tren dewasa ini. Selain biaya yang dikeluarkan pun lebih hemat, kita juga bisa mendapatkan banyak pengalaman dan cerita seru. 

Namun ada beberapa hal yang harus kita perhitungkan ketika bepergian dengan cara seperti ini. Terlebih lagi bila kita tidur di dalam sebuah tenda. Kita harus memperhitungkan segala resiko, mulai dari perampokan, serangan hewan buas atau bencana tak terduga lainnya. 


Tidur di dalam sebuah tenda memang bisa menekan biaya kita dalam hal penginapan. Oleh karena itu, memiliki sebuah tenda yang aman dan nyaman sangat membantu bila kita ingin bepergian ala `backpackeran`. 


Berasal dari kebutuhan ini, sekelompok desainer dari Inggris mencoba menjawabnya. Mereka menciptakan sebuah tenda gantung dengan konsep yang canggih dan modern pada tahun 2010. 

Tenda ini dapat menggantung di udara dengan cara mengikatkannya pada tiga pohon. Tenda ini mudah dirakit dan bisa digunakan di tempat tinggi seperti di puncak pohon atau sedikit melayang di atas permukaan tanah. Hanya dengan waktu 30 menit saja, tenda rakitan ini sudah siap digunakan. 


Tenda ini terbuat dari lapisan bahan kain yang kuat. Pada sisi-sisi nya, terdapat gantungan yang dibuat melingkar sehingga dapat dililitkan pada batang pohon. 

Kain yang dipilih pun bisa tahan terhadap sinar matahari, api dan air. Nah, agar dapat naik ke tenda ini, para desainer nya pun tak lupa menyediakan tangga tali yang menyatu dengan tenda. Tenda gantung ini diberi nama Tentsile. 



Tenda ini juga memiliki bentuk yang mirip dengan segitiga terbalik. Di dalamnya, Anda aman terlindung dari banjir, badai pasir, panas bumi dan tanah basah atau dingin. 

Selain itu, tenda ini juga sangat praktis. Karena tenda Tentsile ini digantung di atas permukaan tanah, tenda ini tidak perlu dibersihkan dari dedaunan. Tenda ini juga dapat dengan mudah dipasang di atas tanah yang tergenang air, gurun pasir atau lingkungan berbatu. 

Tentsile tersedia dalam tiga ukuran berbeda. Satu ukuran adalah tenda yang dapat diisi hanya oleh dua orang. Ukuran lainnya dapat diisi oleh tiga orang hingga empat orang. Dan ukuran yang paling besar dapat diisi oleh lima sampai delapan orang. 




Tenda dengan desain canggih dan modern ini cocok untuk Anda yang senang bepergian ala `backpackeran`. Karena Tentsile ini memiliki kerangka yang bisa dilipat dengan tali anyaman sehingga mudah dibawa kemana-mana. 

Selain itu juga bahan kainnya tahan api, UV (sinar matahari) dan tahan air poliester. Dengan memanfaatkan kekuatan seperti ini, tenda ini menawarkan tempat tinggal yang stabil, mudah digunakan oleh semua kalangan dan ringan untuk berkemah. 

Pemulung ini Memungut dan Membesarkan 30 Bayi Demi Cinta


Kesusahan hidup, tinggal di antara tumpukan sampah, tak menghalangi seorang pemulung jadi penyelamat kehidupan 30 bayi yang terbuang.

Lou Xiaoying, usianya kini sudah renta, 88 tahun. Pada foto di bawah, terlihat betapa lemahnya kondisi Lou yang terbaring sakit karena gagal ginjal. Toh, ia adalah wanita juru selamat bagi bayi-bayi yang dibuang orang tua tak bertanggung jawab.


Lou dan suami terakhirnya, Li Zin - yang lebih dulu berpulang 17 tahun lalu pertama kali merawat seorang bayi perempuan pada tahun 1972. 

"Bayi mungil itu tergeletak di atas tumpukan sampah. Tak lama lagi bakal mati kalau kami tidak segera menyelamatkannya," kenang Lou.


Selama 40 tahun kemudian Lou dan suaminya telah merawat sekitar 30 bayi terbuang. Suami-istri pemulung ini juga dibantu satu-satunya anak perempuan biologis, Zhang Caiying (kini 49 tahun) yang ikut menjaga 'adik-adiknya'.

Meskipun usia Lou semakin tua, ia tetap memungut bayi-bayi dari sampah dan merawatnya penuh cinta. Saat ini, masih ada Zhang Qilin (7 tahun) yang dibesarkan Lou dengan bantuan puterinya.

"Walau saya sudah tua, saya tidak bisa membiarkan bayi-bayi yang dibuang dan dibiarkan mati di antara sampah oleh orang tuanya. Anak-anak ini membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Mereka merupakan harta paling berharga dalam kehidupan manusia. Saya tak mengerti mengapa ada orang tega membuang bayi yang rapuh?" tanya Lou penuh haru.


Lou yang tinggal di propinsi Zhejiang bagian timur sudah dianggap pahlawan lokal oleh penduduk setempat. 

Sepertinya, ia bukan saja pahlawan di daerahnya, melainkan juga menjadi teladan bagus bagi kita. 

Untuk menjadi seorang pahlawan, tak perlu puja-puji atau pengukuhan dari lembaga bikinan manusia. Sebaliknya, menjadi pahlawan adalah melakukan kebaikan tanpa pamrih demi kemanusiaan. Karena upah surga dari Sang Kuasa adalah piagam paling mulia bagi seorang pahlawan.

Catatan
Peraturan di Cina yang diperkenalkan sejak tahun 1978 tentang "Kebijakan perencanaan kelahiran" diklaim oleh pemerintah berhasil mencegah 400 juta kelahiran.

Peraturan tersebut juga mengenakan denda bagi penduduk yang melanggar, sekaligus memberi piagam penghargaan dan upah tambahan bagi yang menaati peraturan. Upah bagi penduduk diberikan hingga anak mencapai usia 14 tahun.

Peraturan ini secara tak langsung membatasi kelahiran bayi perempuan. Karena pasangan suami-istri diijinkan memiliki anak kedua bila anak sulung yang lahir ternyata perempuan. Kenyataan ini yang mungkin jadi penyebab banyaknya bayi-bayi perempuan dibuang. Dailymail melansir sekitar ribuan bayi perempuan ditelantarkan hingga mati sejak peraturan tersebut berlaku.

Tindakan ini tentu merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Anehnya, dalam suatu survei di tahun 2008, melaporkan 76% masyarakat mendukung peraturan ini.

Masalah populasi menjadi masalah serius di Cina dan banyak negara lainnya. Namun, kebijakan pemerintah yang menghargai hak asasi seharusnya tidak dikesampingkan begitu saja, bukan?

7 Cara Migrasi Unik Hewan di Dunia

1. Belalang
Setelah menghabiskan 17 tahun di dalam tanah, serangga bersuara nyaring, tonggeret akan bermigrasi menuju dunia luar untuk berkumpul bersama, bernyanyi, dan kawin. Penampilan mereka yang sinkron, efektif menjauhkan tonggeret dari pemangsa selama lima minggu kehidupan dewasanya. Jarak migrasi tonggeret beragam, mulai dari beberapa inci hingga ribuan kilometer.

 
2. Lemming
Hewan pengerat mirip hamster dan tikus ini akan melakukan migrasi dengan kecepatan tinggi dari habitat asalnya, Kutub Utara. Sejumlah ilmuwan mengatakan penyebab migrasi besar-besaran ini terjadi karena populasi lemming membludak tanpa diiringi oleh persediaan pangan yang cukup. Lemming dapat bergerak sejauh 16 kilometer dalam satu hari.

 
3. Wildebeests
Hewan herbivora ini akan melakukan apa saja demi menemukan padang rumput yang lebih hijau. Serengeti wildebeest beserta zebra dan rusa mampu berkelana ratusan kilometer dalam sebuah rombongan untuk menghindari musim kering di Tanzania dan Kenya.

 
4. Kura-kura Hijau
Insting keibuan seekor kura-kura hijau memaksanya kembali ke tempat kelahiran untuk memulai kehidupan dengan keluarganya. Kura-kura hijau yang sedang hamil dapat berenang ribuan kilometer dari tempat berkembangbiak di Brasil menuju lautan Atlantik Selatan ke pulau Ascension.

 
5. Salmon
Setelah menghabiskan bertahun-tahun di lautan, ikan salmon akan kembali ke tempat kelahirannya di wilayah sungai air tawar untuk berkembangbiak dan mati. Demi mencapai tujuan, mereka rela berenang melawan arus deras sejauh ratusan kilometer, walaupun itu berarti tiba dalam keadaan menyedihkan.

 
6. Hummingbird Berleher Rubi
Sebelum terbang sejauh 804 kilometer menuju Amerika Pusat, burung hummingbird berleher rubi akan hinggap di bunga, memakan serangga, dan menghisap getah pohon. Burung yang memiliki kepakan supercepat ini akan mengkonsumsi dua gram lemak, hampir dua kali bobot tubuhnya untuk melakukan perjalanan tanpa henti dari Amerika Utara melintasi teluk Meksiko.

 
7. Kupu-kupu Monarch
Migrasi jarak jauh adalah ciri khas dari kupu-kupu Monarch. Setiap musim semi, ribuan kupu-kupu bersayap lebar ini terbang ke barat menuju California dan Mexico. Sedangkan pada musim panas, kupu-kupu Monarch berekspedisi sejauh 4828 kilometer melalui AS dan Kanada. Hingga kini, kekompakan kupu-kupu Monarch dalam bermigrasi masih menjadi misteri bagi kaum ilmuwan.
 
 

Affetto, Robot Bayi Paling Menyeramkan

Sebuah laboratorium di Jepang menciptakan robot bayi yang dinyatakan menyeramkan. Meski robot ini hanya minta sebuah pelukan. Penasaran?



Asada Lab di Osaka University berhasil menciptakan robot bayi paling canggih ini. Bagian atas robot yang bernama Affetto ini terdiri dari 20 Pneumatic Actuators yang dapat membantunya bergerak secara realistik. Demikian seperti dikutip HuffingtonPost.

Selain itu, robot ini memiliki 12 derajat kebebasan melihat dan menggerakkan lengan dan kepala. Robot ini rencananya akan digunakan untuk melakukan studi pada bentuk kasih sayang ibu dan anak.

Hal tersebut menjadi dasar pentingnya realisme robot ini. Proyek ini akan berlangsung hingga 2016. Di masa depan, diperkirakan makin banyak robot ‘menyeramkan’ yang akan muncul.

Berikut ini videonya :

 
sumber: http://www.apakabardunia.com/2012/07/affetto-robot-bayi-paling-menyeramkan.html

Gawat, Sebentar Lagi Capung Hilang dari Indonesia

Sebuah laporan mengejutkan datang dari World Dragonflies Association (WDA) atau komunitas pecinta capung internasional yang berpusat di Inggris. Diberitakan, capung di Indonesia terancam punah.

Tak mengherankan, semakin lama bertambah susah menemukan capung terbang di alam bebas. Di tahun 80-an, kita masih mudah melihat koloni capung di lapangan, di antara semak dan pepohonan, apalagi saat musim panas tiba. 


Orang tua kita dulu masih percaya mitos, bahwa capung bisa menghentikan kebiasaan ngompol pada anak. Caranya dengan membiarkan capung menggigit pusar di perut. Pernah dengan kepercayaan demikian?

Dewasa ini, di mana kita bisa dengan mudah menemukan capung? Menurut Ketua Indonesia Dragonfly Society (IDS) Wahyu Sigit, catatan dari WDA berdasarkan temuan PBB menyebutkan kondisi perairan di Indonesia sangat memprihatinkan. Padahal kehidupan capung sangat tergantung pada kondisi air.

"Di beberapa daerah yang terdapat air, sudah banyak tidak ditemukan capung. Di Malang, capung tidak ditemukan di Talun atau sepanjang Sungai Brantas,” paparnya seperti dikutip dari tribunnews.

Keberadaan capung Indonesia memang semakin mengkhawatirkan. Hal ini bisa disamakan dengan eksistensi kunang-kunang yang juga terancam punah. 

Budayawan Prie GS pernah menyinggung hal ini dalam sebuah acara. Disebutkan, orang Jepang yang menyadari kunang-kunang telah musnah dari negeri mereka terpaksa beternak kunang-kunang agar bisa disebarkan lagi di alam. Apakah hal yang sama akan, dan terpaksa kita lakukan di negeri ini?


Catatan

Capung memiliki beberapa nama unik di setiap daerah. Orang Sunda menyebutnya papatong, di Jawa dikenal kinjeng, coblang, gantrung, atau kutrik. Orang Banjar mengenal kasasiur, dan di Flores disebut tojo.

Ironis, ada sekitar 700 jenis capung di Indonesia, dan 136 jenis di antaranya bisa ditemukan di Jawa. Faktanya, tidak banyak buku tentang capung untuk lebih mengakrabkan hewan pemakan jentik nyamuk dan hama di sawah ini.

Berdasar catatan IDS, hinggga kini hanya dua buku karya orang Indonesia yang membahas tentang capung, yitu ‘Mengenal Capung’ karya Shanti Susanti terbitan Puslitbang Biologi-LIPI tahun 1998, dan kumpulan esai berjudul ‘Capung Teman Kita’ yang diterbitkan Pelestarian Pusaka Indonesia pada 2011 lalu.

Apakah kita sudah terlambat menyelamatkan capung dari kepunahan? 

Makanan Terlezat di Dunia Ternyata Dari Indonesia

Merupakan kebanggaan bagi bangsa ini ketika dunia akhirnya mengakui makanan paling enak itu ada di Indonesia. Tak main-main, survei tersebut dilakukan web kuliner dengan kredibilitas baik, CNNgo.com. 

Kabar ini mungkin sedikit terlambat, mengingat keputusan tersebut berlaku sejak 7 September 2011 silam. Setidaknya, hingga saat ini belum ada yang menggeser makanan terlezat di dunia. 



Makanan apa, sih? Pasti sudah banyak yang tahu, yakni Rendang. Namun, tahukah kamu ada yang "salah kaprah" soal rendang?

1. Rendang sebenarnya bukan nama makanan, tapi teknik memasak.
Reno Andam Suri (40), penulis buku Rendang Traveler dan pemilik situs rendangunifarah.com menegaskan soal kesalahan tanggapan akan rendang, "Mirip masakan oseng-oseng atau tumis, sesungguhnya menyebut teknik memasaknya, yaitu dengan mengoseng atau menumis, lalu bergeser menjadi bagian dari nama masakan."

2. Rendang berasal dari Minangkabau, bukan Padang. 
Rendang adalah masakan tradisional Minang yang resepnya diwariskan turun temurun. Rendang dibuat dari daging sapi atau daging kerbau yang dimasak dengan santan kental dan bumbu-bumbu dan dimasak hingga kering dan berwarna kehitaman.

Dalam memasak rendang pun walaupun resep dasarnya sama, tiap daerah menampilkan cara memasak dan bumbu rendang yang agak berbeda. Daerah darek, atau daerah Minangkabau di pedalaman seperti Tanah Datar, Payakumbuh, Bukittinggi, Agam bumbu rendangnya lebih sederhana, begitu juga teknik memasaknya. Rasa rendangnya juga terasa manis tanpa banyak aroma rempah.

Sedangkan rendang daerah pesisir seperti Pariaman dan Pesisir Selatan banyak menambahkan bumbu rempah lainnya sehingga rasa rendangnya lebih pedas dan aroma rempahnya terasa.

Rendang juga tidak selamanya menggunakan daging sapi, melainkan banyak lagi ragamnya, antara lain:

1. Rendang belut - Khas Batusangkar

2. Rendang lokan (sejenis kerang air tawar) - dari kota-kota pesisir seperti Painan dan Pariaman. 

3. Rendang Itiak - Khas Bukit tinggi. Rendang ini menggunakan daging itik. Gulai itiak lado mudo, begitu kira-kira sebutannya.


4. Rendang Jariang - Kamu tahu apa itu Jariang? Yakni sebutan untuk jengkol. Rendang ini biasanya menggunakan irisan hati sapi sebagai campuran.


5. Rendang Telur. Jangan bayangkan telur rebus bulat yang begitu saja dimasukkan ke kuah rendang, melainkan telur diolah menjadi keripik, lalu dimasak dalam kuah santan sampai kering dan renyah.


Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang:

1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.