Badai salju melumpuhkan wilayah pantai timur Amerika Serikat (AS). Ketebalan salju yang mencapai 61 sentimeter itu menjadi bencana terburuk dalam enam tahun terakhir. Menurut National Weather Service (Badan Cuaca Nasional AS), badai salju kali ini melanda 14 negara bagian dan mengakibatkan puluhan juta warga merasakan dampaknya.
Di Eropa, korban tewas akibat badai salju terus berjatuhan. Berdasar laporan yang masuk, hingga kemarin (21/12) sedikitnya 80 orang tewas di seantero Eropa. Badai salju itu mengganggu dan bahkan menghentikan transportasi, termasuk kereta cepat Eurostar di jalur London-Paris. Lalu, penerbangan lintas benua di Eropa juga tertunda.
Sebuah mobil tergelincir di jalan Kota Paris yang licin akibat salju Minggu malam (kemarin pagi WIB). Insiden ini mengakibatkan sebuah kereta komuter anjlok dan keluar dari rel. Sedikitnya, 36 penumpang kereta terluka. Di Zagreb, Kroasia, sebuah kereta api tidak dapat direm saat hendak berhenti di stasiun kemarin pagi. Kereta itu pun menabrak pembatas dan mengakibatkan 52 penumpang terluka.
Pemerintah Polandia mengumumkan 42 warganya tewas akibat kedinginan dalam tiga hari terakhir setelah suhu menyentuh minus 20 derajat (-20 derajat) Celsius. Sebagian besar korban adalah tunawisma. Suhu terendah di benua biru dilaporkan mencapai minus 33,6 derajat (-33,6 derajat) Celsius di Jerman.
Ukraina melaporkan 27 warganya tewas akibat badai salju. Sedangkan enam warga Jerman tewas dalam insiden kecelakaan di negara tersebut. Di Austria, tiga orang tewas. Prancis melaporkan dua warganya yang tunawisma tewas. Listrik di negara ini juga terputus sehingga dua juta warga tinggal di rumah dalam kondisi kedinginan.
Lalu lintas udara di seantero Eropa terpukul hebat akibat badai salju. Lebih dari 700 penumpang terpaksa menginap dalam tenda di Bandara Schipol, Amsterdam. Penerbangan ditunda atau malah dibatalkan. Jalur kereta api di Belanda juga tak bisa beroperasi.
Badai salju tebal juga mengakibatkan penundaan dan pembatalan sejumlah penerbangan di Bandara Frankfurt dan Duesseldorf di Jerman. Lebih dari 500 penerbangan ditunda atau dialihkan. Sekitar 20 persen penerbangan dari Bandara Charles de Gaulle, Paris, ditunda kemarin pagi. Sebanyak 174 penerbangan dari Bandara Baraja, Madrid, dibatalkan. Penundaan dan pembatalan penerbangan dari Lisbon, Portugal, maupun Brussels, Belgia, juga terjadi.
Di AS, cuaca buruk akibat badai salju mengakibatkan lalu lintas di sejumlah kota, mulai Washington DC sampai Boston, kacau. Sementara beberapa bandara ditutup dan banyak penerbangan ditunda. Sedikitnya lima orang tewas di negara bagian North Carolina dan Virginia.
Tiga di antaranya tewas akibat kecelakaan di jalan Sabtu lalu. Bahkan, di Virginia tiga ribu kecelakaan mengakibatkan kemacetan di jalan tol lintas negara bagian. Aktivitas pemerintahan federal di Washington DC juga tidak berjalan kemarin. Kantor-kantor pemerintah federal terpaksa tutup atau diliburkan. Tetapi, siangnya jalur kereta Metro mulai dibuka kembali. Menurut Associated Press, 86 stasiun sudah bisa dioperasikan. Sebelumnya, kereta bawah tanah (subway) tak bisa dioperasikan selama dua hari. Sejumlah perbaikan dilakukan sesuai jadwal.
Washington DC merupakan wilayah terparah di AS yang terkena badai salju. Itu menjadikan ibu kota Negeri Paman Sam tersebut sebagai daerah paling bersalju sepanjang sejarah. Padahal, salju tebal biasanya baru datang Januari. ”Setelah enam kali musim dingin, salju yang turun di Washington selalu berada di bawah rata-rata. Kali ini hanya dengan satu kali badai salju saja, dampaknya sama dengan sepanjang musim,” ujar Mike Seidel, pakar meteorologi dari Weather Channel.
Rata-rata ketebalan salju di Washington DC pada musim dingin sebelumnya hanya 40 sentimeter. Namun, pada badai salju kali ini atau yang terparah sejak Februari 2003 ketebalan salju lebih dari 60 sentimeter. Gedung Putih juga tidak luput dari badai salju. Bagian sayap kanan kediaman resmi presiden AS itu tertutup ”permadani putih nan beku”. Kompleks National Mall (The Mall) di Kota Washington DC terlihat seperti foto dalam kartu pos. Warga yang ingin beraktivitas di luar rumah harus mengenakan sepatu salju atau peralatan ski.
Sebelum badai salju bergerak menuju timur laut, New York juga tertimbun salju. Meski tak separah Washington DC, ketinggian rata-rata salju mencapai 30 sentimeter. Bandara Reagan, Washington DC, ditutup Minggu (20/12) dan baru dibuka sore kemarin (21/12). Sementara tiga bandara metropolitan di New York tetap dibuka, tetapi ratusan penerbangan ke seluruh wilayah AS dibatalkan.
Ratusan pekerja subway di New York terpaksa lembur hingga larut malam untuk membersihkan jalur kereta. Pagi kemarin waktu AS lembaga pengawasan penerbangan melaporkan, seluruh jadwal penerbangan tertunda sekitar 15 menit. Di tiga bandara utama New York, sekitar 1.200 penerbangan masih ditunda.
Masalah energi juga menjadi isu utama. Hampir 200 ribu orang di North Carolina, West Virginia, dan Virginia tak mendapatkan aliran listrik. Selain itu, ribuan lainnya harus tinggal di penampungan.
Badai terjadi sebelum perayaan Natal. Para pedagang khawatir cuaca buruk itu memaksa warga tinggal di rumah. Hal itu tampak di Providence Place Mall di Kota Providence. Di sana Reuben Tillman III, seorang salesman di Champs Sport, mengeluh. ”Hari ini (kemarin, Red) saya baru melakukan penjualan satu kali. Ini baru kali pertama sejak dua minggu terakhir,” keluhnya.
sumber: http://ruanghati.com/2009/12/22/foto-eksklusif-badai-salju-di-amerika-dan-eropa-80-orang-lebih-tewas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar