Tidak bisa dipungkiri, wanita cenderung lebih suka pada pria yang mampu memuaskan hasrat seksualnya, meskipun dalam waktu singkat. Jadi, bagaimana untuk mengetahui apakah istri itu telah menemukan kepuasan atau tidak, bisa dilihat dari tidurnya sesuai berhubungan intim.
Perihal kejantanan agaknya sudah menjadi mitos dan perbedaan pandangan antara pria dan wanita. Mitos di kalangan lelaki, siapa pun juga yang bisa berlama-lama melakukan hubungan intim, maka disebut lelaki perkasa. Tak heran kalau pria yang mengalami gangguan ejakulasi dini akan merasa tersiksa dan minder jika berbicara tentang seks.
Celakanya, para pria mengira wanita lebih suka pada pria yang mampu berjam-jam bermain di ranjang. Padahal sebenarnya wanita justru menganggap lelaki yang perkasa adalah yang mampu membuat mereka puas dalam permainan ranjang.
Umumnya wanita (istri) tidak membutuhkan berhubungan seks lama-lama di ranjang, tetapi juga tak ingin lelaki pasangannya (suami) punya gangguan ejakulasi dini. Pasalnya, di saat mereka belum terangsang, si lelaki sudah keluar terlebih dulu.
Ini juga payah. Di mata wanita, bukan lelaki yang bisa berlama-lama di ranjang yang mereka butuhkan, meski sebentar tetapi cukup bisa memuaskan hasrat mereka dan membuat kaum wanita ini merasakan orgasme. Untuk melihat seorang wanita merasa puas dalam hubungan seks sangat mudah. Setelah hubungan seks lihatlah cara tidurnya. Jika si wanita tampak tidur gelisah, umumnya hal itu disebabkan ketidakpuasan mereka. Namun, wanita yang tidur pulas setelah melakukan hubungan seks, biasanya mereka sudah merasakan orgasme ketika berhubungan intim.
Jika boleh dikata, anggapan pria perkasa itu, adalah yang mampu berhubungan seks berlama-lama, tidak sepenuhnya benar. Inilah perbedaan pemahaman masalah seks antara pria dan wanita. Kaum pria lebih menekankan pada kuantitas lamanya hubungan intim, sementara wanita cenderung memilih kualitas dari hubungan seks. Mengapa demikian?
Dalam sebuah hubungan seksual pihak wanita lebih cenderung akan merasa kesakitan jika bermain seks terlalu lama. Justru wanita akan merasakan nikmatnya seks, ketika mereka orgasme. Namun saat mereka orgasme, yang muncul bukan lagi orgasme. Kaum wanita cenderung mulai merasakan kesakitan.
Multi Orgasme
Ada juga wanita yang bisa melakukan orgasme sampai beberapa kali. Tetapi untuk bisa mendapatkan orgasme kedua dan ketiga kalinya, biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Sementara pada kaum pria, orgasme hanya bisa satu kali. Kalaupun ada yang beberapa kali, itu terdapat pada beberapa pria saja.
Ada juga wanita yang bisa melakukan orgasme sampai beberapa kali. Tetapi untuk bisa mendapatkan orgasme kedua dan ketiga kalinya, biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Sementara pada kaum pria, orgasme hanya bisa satu kali. Kalaupun ada yang beberapa kali, itu terdapat pada beberapa pria saja.
Sedangkan untuk bisa mendapatkan orgasme, si pria membutuhkan waktu paling tidak setengah jam untuk siap kembali bertempur. Rata-rata hubungan seks yang normal yang bisa dilakukan pria antara 10 sampai 15 menit. Hal yang paling penting dilakukan dalam hubungan seks ini adalah membahagiakan pasangannya.
Jadi, terlalu lama hubungan seks malah menimbulkan penderitaan bagi pasangan. Hal ini disampaikan oleh ahli psikologi seks Amerika. Itu bisa dibuktikan dari sejumlah penelitian dengan beberapa poling menggambarkan bahwa seks yang dilakukan dalam waktu singkat, tapi sanggup memuaskan pasangannya akan berdampak pada keharmonisan rumah tangganya.
Artinya, baik pria maupun wanita, tidak akan merasakan kesakitan dalam berhubungan seks. Keduanya, sangat menikmati hubungan intim ini, meskipun waktunya sangat singkat. Dalam hal ini, hendaknya si pria lebih memikirkan kualitas berhubungan seks daripada lamanya hubungan intim.
Gairah Wanita
Masih tentang gambaran ketidaknyamanan wanita saat berhubungan intim, jika seseorang wanita dipaksakan bercinta dalam posisi menurut kemauan lelaki. Padahal kaum wanita tersebut tidak merasakan kenikmatan, maka yang timbul hanya rasa sakitnya. Ini akan berakibat, kalau gairah wanita yang sejak semula berkobar-kobar malah akan jadi padam.
Masih tentang gambaran ketidaknyamanan wanita saat berhubungan intim, jika seseorang wanita dipaksakan bercinta dalam posisi menurut kemauan lelaki. Padahal kaum wanita tersebut tidak merasakan kenikmatan, maka yang timbul hanya rasa sakitnya. Ini akan berakibat, kalau gairah wanita yang sejak semula berkobar-kobar malah akan jadi padam.
Dan saat gairah tersebut menurun, maka seorang pria selayaknya tidak boleh dikatakan kembali ke titik nol, justru yang harus dilakukan adalah harus kembali melakukan pemanasan lagi, memancing gairah pasangannya agar tetap tinggi.
Oleh karena itu, jika wanita sudah merasakan kesakitan ketika berhubungan intim dalam posisi tertentu, maka sebaiknya tidak diteruskan karena pada prinsipnya hubungan intim semata-mata dimaksudkan untuk mendapatkan kepuasan dari kedua belah pihak, baik pria maupun wanita.
source: www.memikatcahaya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar