Rabu, 11 April 2012

Kamseupay, Fenomena Galau Media Sosial


Beberapa waktu yang lalu SidomiNews pernah menulis tentang topik Kamseupay yang menjadi tren di Twitter maupun top search di Google.

Seperti diberitakan sebelumnya, istilah Kamseupay dipopulerkan kembali oleh Marissa Haque setelah tenggelam 20 tahun lebih lamanya.

Nah, istilah Kamseupay yang memiliki makna kampungan atau kampungan sekali ternyata memiliki kepanjangan.

Sehingga istilah ini selain bermakna langsung ke arah kampungan atau ndeso, namun sejatinya adalah sebuah akronim.

Dan kata Kamseupay memiliki kepanjangan Kampungan Sekali, Udik, Payah. Empat kata makian; kampungan sekali, udik, dan payah!.

Kamseupay sering digunakan untuk memaki seseorang, sesuatu, atau untuk melampiaskan kekesalan pada objek tertentu.

Jika istilah ini dilemparkan pada orang yang ndeso, kampungan, udik, dan payah. Namun saat ini, makian Kamseupay sepertinya asal ucap.

Jika kesal, maka akan berucap Kamseupay. Jika marah, maka akan teriak Kamseupay. Coba perhatikan linimasa. Istilah Kamseupay terus riuh digunakan untuk memaki.


Kamseupay semakin menyemarakkan fenomena galau media sosial. Mereka yang dirudung galau, dengan makian Kamseupay, berharap kegalauannya akan berkurang.

Selain dopopulerkan oleh media sosial, Kamseupay menggelora hingga ke layar kaya. Sebuah operator telekomunikasi menggunakan kata ini untuk di salah satu iklannya.

Anehnya, linimasa tidak sedikit yang mengetahui jika arti Kamseupay adalah kampungan sekali, udik, dan payah. Namun tetap saya mereka men-Kamseupay-kan pengguna lain sesuka hati.

Bagaimana dengan Anda, apakah temasuk pengguna internet yang terkena demam Kamseupay?

sumber : http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000013688849/kamseupay-fenomena-galau-media-sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar