Tampilkan postingan dengan label sosial budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosial budaya. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Juni 2011

Kisah Cinta Tak Selalu seperti di Film

Tak semua kisah berakhir seperti kisah Cinderella yang berakhir bahagia dan bahagia selalu. Setiap orang punya kisah-kisah cintanya sendiri. Berikut adalah beberapa kisah cinta menyakitkan yang sering terjadi.


Berawal dari Patah Hati

Cirinya: Anda menganggap dia sebagai pengalih perhatian dari rasa sedih akibat patah hati, atau hanya untuk menunjukkan pada si mantan bahwa Anda bisa mendapatkan penggantinya dengan cepat. Cinta ini potensial gagal karena kebanyakan orang yang baru patah hati sering kali belum bisa melupakan cinta masa lalunya. Tunggu beberapa waktu hingga Anda atau dia siap dan telah membuka hati untuk cinta yang baru.

You're My Idol

Cirinya: Anda menjalin hubungan dengan seseorang yang Anda idolakan. Mungkin dia seseorang yang sangat populer. Mengapa hubungan seperti ini tidak akan bertahan lama karena biasanya sejak awal Anda sudah memiliki ekspektasi atau harapan yang begitu tinggi terhadap pasangan. Nah, begitu pada kenyataannya dia tidak sesempurna yang Anda bayangkan, Anda merasa kecewa. Ketika kekecewaan itu terus berulang, akan membuat hubungan menjadi ringkih dan sulit dipertahankan. Maka dari itu, jalinlah hubungan dengan seseorang yang memiliki chemistry sama, bukan karena Anda mengidolakannya.

Bertepuk Sebelah Tangan

Cirinya: Anda rela melakukan apa pun demi mempertahankan hubungan Anda dengannya. Berkorban perasaan pun rela Anda lakukan demi si dia tidak meninggalkan Anda. Hubungan seperti ini tentunya tidak sehat. Bisa jadi, kebaikan dan perhatian Anda justru akan dimanfaatkan oleh pasangan, atau Anda akan bersikap terlalu posesif padanya. Nah, hubungan seperti ini tentu tak akan berjalan dengan baik dan takkan membuat Anda bahagia.

Love Affair

Cirinya: Anda menjalin hubungan ketika Anda atau si dia sudah memiliki pasangan. Mengapa cinta seperti ini tidak akan berhasil karena ada perasaan orang lain yang tersakiti. Hal ini tidak sehat. Belum lagi kebohongan dan pengkhianatan yang mewarnai hubungan seperti ini. Tak ada yang bisa menjamin bahwa ia akan selamanya setia pada Anda. Orang yang pernah memutuskan untuk terlibat perselingkuhan biasanya cenderung akan mengulangi perbuatannya pada pasangan barunya.

Cinta Lokasi

Cirinya: Anda mengenalnya di suatu tempat, di mana Anda dan dia sama-sama sedang menyingkir dari kesibukan dan rutinitas. Mengapa cinta seperti ini tidak bertahan lama karena Anda dan dia sedang terjebak dalam suasana santai yang sifatnya sementara. Bisa jadi getar-getar itu hilang begitu Anda kembali pada rutinitas. Perkenalan yang terlalu singkat juga membuat Anda dan dia tak cukup saling mengenal diri masing-masing. Kenali dulu karakternya, baru Anda nyatakan cinta.

Sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/11/20/12573783/Kisah.Cinta.Tak.Selalu.seperti.di.Film-12

Minggu, 19 Juni 2011

Kebiasaan Buruk Para Jomblo

-- Negatif thinking --

Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja atau teman sekampus lain jurusan), "Koq sendiri?" Langsung deh reaksinya seperti ini: "Sudah tahu sendiri, pakai tanya-tanya. Mentang-mentang gua jomblo. Nyindir, ya." Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin: "Kenapa sih lihat-lihat?! Anehnya ya, karena gua jomblo. Dasar, tamblo (tampang bloon) lu."

Padahal, "Koq sendiri?" itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi nggak tahu mau tanya apa. Just basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalau tanyanya "Koq berdua?" atau "Sama siapa?" jadi aneh bin konyol. Lha, sudah jelas sendiri pakai tanya "Koq berdua?" atau "Sama siapa?" segala.

Dan orang yang ngelihatin bisa saja karena rasa-rasanya koq kenal. Atau kagum sama tahi lalat di pipi kita. Dipikirnya, "Hoki bener tuh orang ada tahi lalat di pipinya. Coba kalau tahi kebo atau tahi kucing, kan jelek!" - Jadi, nggak ada kait-mengkait dengan kejombloan kita.

Begitulah kalau sudah dikuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi secara negatif. Ibarat orang pakai kacamata hitam. Semua yang dilihatnya serba hitam. Lalu bagaimana dong mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti kacamatanya dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.

-- Citra diri yang negatif --

"Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya. Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri saya begini."

Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya, menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya semangat hidup.

-- Rumput di halaman rumah tetangga kelihatan lebih hijau --

"Duh, enak nian punya pacar kayak die. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain dag dig dug serrr tiap nunggu doi. Kapan pun dan dimana pun ada yang selalu bisa di-call. Pokoknya asyik deh."

Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai; seandainya hidup kita kayak hidup die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalau kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang.

Siapa pun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar pun nggak melulu enak koq. Kadang ada sebalnya. Kadang bisa bikin jengkel and stress juga. So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini: "Duh, enak nian ngejomblo. Bebase sebebas burung di udara.

-- Berselubung topeng --

Nggak jujur dengan diri sendiri. Nggak apa adanya. Contoh 1 (gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur): "Aku emang belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri." - Yang sebenarnya: aku belum ketemu yang aku mau die mau. Adanya aku mau die nggak mau, die mau akunya nggak mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya mau nabok sama aku.

Padahal apa salahnya bilang, "Aku bukannya nggak kepengen, tapi belum ketemu yang pas." Titik. Kalau bilangnya: belum mau pacaran, masih ingin sendiri - besok atau lusa ternyata ketemu yang cocok. Nah, luh baru nyaho. Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri sudah biasa.

Contoh 2 (gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur nggak teratur): "Gue naksir die?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar goceng pun nggak bakalan gue ambil!" - Yang sebenarnya: aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek banget. Benci deh aku (dengan gaya genit ala Pelawak Tessi).

Padahal apa salahnya bilang, "Dienya cuek begitu, mana berani gue." Titik. Kalau bilangnya: amit-amit, dibayar goceng pun gua gak bakalan ambil - dan ternyata die tuh ngesir sama kita, cuma karena die punya "kemaluan" gede (baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek. Sok cool. Nah, gimana coba kalau begitu?! Masak mau ikut-ikut si selebritis: ngejilat ludah kuda.

So, tanggalkan topeng itu. Apa adanya sajalah. Tapi ya, jangan vulgar, mengobral atau norak. Jujur dengan elegan gitulah.

-- Hanyut terbawa perasaan --

Nelangsa. Merasa kasihan pada diri sendiri. Seakan dengan ke-jomblo- an itu, dia menjadi orang yang paling malang di dunia. Makan jadi nggak enak (apalagi sayurnya sudah basi, kurang garam pula), tidur nggak nyenyak (AC mati nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi).

Nyanyinya pun lagu Chrisye: "Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada yang menemani...... srot, srot (nyedot ingus). Akhirnya kini kusadari dia telah pergi tinggalkan diriku..... pufz, pufz (buang ingus pakai lengan baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini nggak hafal). Reff: Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada.... hiks, hiks (terisak). Haruskah ku pergi tinggalkan dunia..... hoahh, hoahh (nangis sejadi-jadinya)."

Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, saya takut ikut-ikut sedih, ikut-ikut nangis, ikut-ikut sedot ingus. Malah repot. Lagian, orang yang lagi terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan nggak butuh kata-kata; ia lebih butuh empati dan simpati.

Saya cuma mau bilang: "You'll never walk alone, Jomblo (ngutip lagu yang biasa dinyanyiin fans Liverpool). Kan banyak juga yang jomblo hehehe."

-- Memaksakan kehendak --

Cara halus: "Hi, cowok, godain kita dong!" (ekstrim: sambil melotot, satu tangan berkacak pinggang satu tangan lagi menggenggam batu siap ditimpukin). Atau, "Hi, cewek, kita godain ya!" (ekstrim: sambil memiting seorang nenek yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke keningnya).

Cara kasar: "Apa pun yang terjadi gua harus dapetin doi; biar gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu!" (ekstrim: bayar segerombolan preman untuk menculik doi, lalu dengan gaya kungfu Bruce Li datang menyelamatkannya).

Atau, "Saya nggak bisa hidup tanpa doi. Sudahlah, saya mau mati saja! Mana tali, mana tali! Saya mau gantung diri!" (ekstrim: "Bunda, hidup ini kejam. Kembalikan saja aku ke dalam rahimmu!" - segede gitu, gimana masukinnya ya?!")

Atau, "Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya!" (ekstrim: ..... disensor).

Dan kalau berdoa doanya begini: "Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya, jodohkanlah. Tapi kalau dia nggak bisa jadi jodoh saya, biarkan dia ngejomblo seumur hidup. Amin."

Padahal segala sesuatu yang dipaksakan - apalagi soal jodoh - pasti akan lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya nggak salah, punya keinginan mangga silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan diri kepada Sang Khalik: "Bukan hendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu!" Dengan berusaha dan berserah, hidup akan terasa lebih ringan. Tuhan tahu apa yang terbaik buat diri kita. Percaya deh.

-- Sirik --

Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Nggak senang ngelihat orang lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang lain. "Alaaa, dia sih piala bergilir. Lihat aja, bentar lagi juga dia akan pindah ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!"

"Eh elu tahu nggak, dia itu kanbekas pacarnya teman sodara teman gue. Nah, kata teman gue, temen gue dari sodaranya, sodaranya dari temennya yang mantan dia itu, dia pernah terlibat narkoba tuh. Pernah digerebek polisi segala. Ortunya sampai jual rumahnya untuk bebasin dia dari penjara." Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain. Dan pasti di mata Tuhan juga. Nggak ada faedahnya. 

Sumber : http://www.w2key.co.cc/?p=116

SPG Seksi Mobil Mewah Kena Denda Gara-gara Berpakaian Terbuka

Dua perempuan yang dianggap berpakaian seksi mendapat panggilan dari pejabat berwenang setelah tidak menggunakan pakaian yang menutupi lengan. Demikian dilansir The Straits Times, Sabtu (19/3/2011). Perempuan yang mengenakan t’shirt mempromosikan sejumlah mobil mewah perusahaan di Kota Baru, Malaysia, dikenai denda saat sedang bertugas.

Managing director perusahaan yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan langkah dewan kota itu sangat bertolak belakang. “Siku mereka sudah tertutup dan mereka tetap saja disebut tak mengikuti aturan berbusana seperti perempuan Muslim,” katanya, sambil menambahkan pihaknya akan membayar denda itu.

Namun, ketua dewan kota bernama Azman Dahan menolak klaim jika petugasnya hanya pilih-pilih menjatuhkan sanksi seperti ditujukan hanya kepada pebisnis dan perusahaan beretnis China.

Sumber : http://magazindo.info/spg-seksi-mobil-mewah-kena-denda-gara-gara-berpakaian-terbuka/

Ternyata Jerawat Parah Bisa Naikan Resiko Bunuh Diri

Jangan remehkan jerawat. Bintil yang biasanya menyerang daerah wajah tak hanya menyakitkan dan mengurangi rasa percaya diri. Jerawat juga bisa mengambil nyawa. Maksudnya? Hasil penelitian terbaru Karolinska Institute, Swedia mengungkapkan, orang-orang yang menjalani perawatan jerawat parah dimungkinkan memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba bunuh diri. Ini lebih disebabkan depresi ketimbang pengaruh obat. Para peneliti mempelajari data dari hampir 6.000 orang yang diberi resep isotretinoin antara tahun 1980 dan 1989.

Isotretinoin yang bernama kimia retinoic 13-cis adalah obat jerawat yang dianggap efektif untuk mengobati jerawat. Di pasaran, obat ini dijual dengan nama antara lain Accutane, Roaccutane, Clarus, Decutan dan lain-lain. Obat ini telah sering diresepkan untuk mengobati jerawat serius sejak tahun 1980-an. Dalam penelitiannya, para ilmuwan membandingkan informasi pasien yang ke luar rumah sakit dan catatan kematian antara tahun 1980-2001. Dalam catatan itu, 128 orang yang disurvei dirawat di rumah sakit setelah usaha bunuh diri.

"Jerawat parah bukan hal sepele," tulis Anders Sundstrom. "Hal ini terkait dengan peningkatan risiko percobaan bunuh diri." Para ahli menemukan jumlah usaha bunuh diri meningkat antara sekitar satu dan tiga tahun sebelum dimulainya pengobatan, meskipun peningkatan itu tidak signifikan secara statistik. Risiko tertinggi diduga berada dalam enam bulan awal masa pengobatan. Pengobatan biasanya berlangsung beberapa bulan, di mana beberapa pasien membutuhkan terapi ulang.

Sundstrom dan koleganya menekankan bahwa usaha bunuh diri terkait jerawat cenderung langka. Perbandingannya 1 dibanding 2.300 orang yang memakai obat jerawat secara global. Penelitian ini dibiayai oleh Dewan Riset Swedia dan diumumkan Jumat di jurnal BMJ medis.

Di benua lain, dua ilmuwan Australia mengomentari hasil penelitian ini. Dan mereka sepakat, jerawat berkaitan dengan faktor psikologis. "Semua pasien dengan jerawat parah yang membutuhkan isotretinoin harus diperhatikan faktor-faktopr psikologisnya. Dan juga harus dipantau jangan sampai ia berniat bunuh diri," ujar Parker Magin dan John Sullivan dari University of Newcastle dan University of New South Wales di Australia. "Mengingat jangka risiko, keluarga pasien juga mungkin memiliki peran dalam pengawasan ini."

Jepang: Hidup Mahal, Mati pun Mahal

Sudah bukan rahasia kalau biaya hidup di Jepang mahal banget, sampai-sampai Jepang dinobatkan menjadi negara termahal didunia. Tapi masih banyak saja yang datang ke Jepang. Buat KoKiers Jepang, saya mau tanya, sampai kapan mau tinggal di Jepang? Sebelum memutuskan tinggal terus di Jepang atau kembali ke Indonesia, harus dipikirkan matang-matang. Kenapa?

Kali ini saya mau membahas tentang nasibnya orang mati di Jepang. Walaupun banyak orang Jepang yang mati bunuh diri, tapi jangan anggap mati itu murah di Jepang, mahall banget. Umumnya orang Jepang dimakamkan secara Budha, yaitu dengan dibakar, dan abunya akan dimasukkan ke dalam sebuah pot yang terbuat dari keramik. Tempat abu ini kemudian diletakkan di nisan kuburan bersama tempat abu anggota keluarganya yang telah meninggal sebelumnya. Selain terkait masalah keagamaan, cara ini juga dilakukan karena terbatasnya tanah yang dapat dijadikan lahan pemakaman di Jepang. Orang hidup saja berdesak-desakkan, apalagi orang yang sudah meninggal.

Harga sebuah tempat pemakaman di Jepang berkisar antara 2 juta yen sampai 7juta yen, lebih mahal dari harga rumah ya, terus setiap tahunnya harus membayar biaya administrasi sampai 50 ribu yen. Ck ck ck…. Harga ini belum termasuk batu nisan yang harganya sampai jutaan yen pula. Tetapi setiap keluarga hanya butuh satu nisan yang dapat dipakai turun temurun. Tapi bagi orang kaya, ada juga yang memilih untuk memiliki nisan sendiri-sendiri.

Selain itu, upacara kematian juga tak kalah mahalnya. Keluarga orang yang meninggal akan memanggil pendeta atau biksu untuk mengurus jenazah, mulai dari kremasi, mendoakan arwah, sampai memasukkan abu ke dalam nisan. Harga yang harus dibayar mencapai 2 juta yen. Walaupun ada sumbangan dari orang yang datang melayat, tapi tetap tidak akan cukup untuk membayar semua keperluan pemakaman, apalagi pemerintah hanya memberi uang duka 50 ribu yen, saking mahalnya, orang Jepang yang bukan Kristen pun mulai beralih menggunakan rumah duka yang harganya lebih murah.

Mungkin ada KoKiers yang bertanya, buat anak-anak apakah tarifnya dibedakan? Beda, tapi tidak terlalu jauh beda harganya. Kalau anak-anak yang meninggal dibawah umur 16 tahun, dimakamnya suka diletakkan boneka-boneka gitu, terus didepan makamnya biasanya diletakkan sesaji berupa mainan dan makanan.

Jepang terkenal dengan teknologinya yang hebat banget, yang bisa menikmati teknologi tidak cuma orang yang masih hidup, yang sudah meninggal pun bisa. Mungkin bingung kan, bagaimana caranya? Ada system QR codes, yaitu berupa bar code yang diletakkan pada batu nisan, yang jika di scan maka akan menampilkan data-data tentang orang yang dimakamkan disitu, bisa juga menyimpan video dan foto-foto.

Ada pula penerapan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) ke rumah pemakaman. Setelah jenazah dibakar, abunya dimasukkan ke dalam pot maka pot tersebut akan disimpan di dalam gudang. Ketika akan melakukan sembahyang untuk orang yang sudah meninggal tersebut, cukup menggunakan kartu RFID maka melalui sistim yang ada, pot tersebut akan dikeluarkan dari dalam gudang ke altar tempat persemayaman. Dan jika sudah selesai, pot tersebut akan dibawa kembali ke dalam gudang.

Bagaimana nasib homeless dan orang yang tidak memiliki keluarga? Siapa yang akan membiayai pemakamannya? Biasanya homeless dan orang jalanan yang meninggal dunia, kremasinya akan dibiayai oleh negara, selanjutnya abunya akan disimpan di kuil berhubung tidak diketahui dimana nisan pemakaman keluarganya. Kasihan ya, ketika meninggal arwahnya tidak bergabung dengan keluarganya.

Nah, KoKiers Jepang. Apa sudah dipikirkan matang-matang bakalan menghabiskan sisa umur di Jepang? Terbayang kan banyaknya uang yang akan dihabiskan jika harus menyelenggarakan upacara kematian?

Sumber : http://community.kompas.com/index.php/read/artikel/2759