Did you know, sejarah underwear udah dikenal pada zaman Pharaoh (bahasa kitanya: Fir’aun). Manusia pada zaman sebelum masehi dulu udah mulai berpikir untuk menutupi sebagian tubuh yang ada dibawah pusar untuk menjaga kebersihan. Terutama dikalangan wanita. Para budak Fir’aun menutup kemaluannya dengan kain panjang yang dilipat-lipat menutupi bagian selangkangan sampai ke belakang menutupi pantat. Tujuannya untuk melindungi bagian penting itu supaya tidak mengalami lecet-lecet. Sementara, para bangsawan waktu itu hanya cukup memakai kain tipis (cawat) yang dikencangkan dengan sabuk emas.
Pada abad ke-18, di Inggris orang-orang ang pertama kali memakai underwear adalah kaum bangsawan terutama para istri** raja. Bentuk underwear pada waktu itu bukan yang kita pakai sehari-hari, mereka masih overall, hanya memakai sehelai kain tipis yang melindungi kulit dari kain yang kasar yang terbuat dari cotton wool yang pada waktu itu masih tergolong mahal.
Setelah 3000 tahun berlalu, sejak kejayaan kerajaan Fir’aun runtuh, kerajaan ini hanya menyisakan tulisan haerogryphliz, kuburan** kuno dan tentu saja ide brilian yang nantinya berevolusi jadi “kolor” atau “kancut” yang kita pake sekarang ini. Dengan adanya penemuan yang dipatenkan pada tahun 1793 oleh Elias Howe, dan juga dukungan revolusi industri, pembuatan underwear makin pesat di produksi saat itu. Saat perkembangan makin pesat, underwear yang dipakai lelaki pada umumnya memiliki bentuk yang menutupi seluruh badan atau disebut skivvies, sehingga disebut mens second skin. Underwear wanita yang paling terkenal dinamakan lingerie, yang juga berfungsi sebagai korset untuk menyusutkan perut, nggak sedikit juga dipakai para wanita agar terlihat langsing dibagian perut. Kurang lebih saat ini yang biasa dipakai oleh bintang bokep. Ya, seperti itu.
Tetapi, ketika perang dunia pertama para tentara sekutu komplain gara-gara skivvies yang dipakai cepat bikin infeksi kulit. Sementara, marinir angkatan laut Amerika juga protes karena skivvies sering bikin lecet “pistol dan 2 pelurunya” ketika dipakai di medan perang. Keluhan itu di dengar oleh pemerintah. Akhirnya, paman Sam segera membuatkan kancut khusus ARMY dengan bahan katun berwarna putih khusus untuk prajuritnya. Lalu dibuat juga waistband yang elastis. Yup, para tentara pada perang dunia pertama ini sangat bergantung pada kancut selain sepatu tebal dan helm yang berat. Kancut menjadi idola para tentara di medan perang. Namun gara2 kancut warna putih itu, mengundang para Nazi dari jerman menyerukan “Target White underwear!” Melihat, kancut putih jadi sasaran musuh, tentara Amerika segera merubahnya dengan corak kancut menjadi warna loreng yang berbaur dengan warna hutan. Dan divariasikan sesuai dengan aktivitas dan keperluan masing**. Pada waktu PD ke-1 ini udah memakai kancut brief atau yang berbentuk segitiga. Sekutu juga sudah memakai Boxer, kancut yang serupa dengan celana pendek dengan motif loreng harimau sampai polka dot.
Why underwear is become a very significant things
Tetapi pada tahun 80-an penggunaan kancut di Amerika pernah ditentang oleh sekelompok kaum Hippies. Mereka beranggapan bahwa penggunaan kancut pada semua kaum pria dan wanita sangat tidak natural dan juga mengekang kebebasan ekspresi diri. Mereka melakukan protes dengan aksinya yang cukup controversial. Kaum Hippies membakar seluruh celana dalam atau bra yang mereka ambil secara paksa dari took** pakaian maupun dari orang** yang memakainya.
Di Jepang, 12% kejahatan pencurian adalah mencuri pakaian dalam wanita. Di Indonesia sendiri pada paska tragedy kerusuhan 14 Mei 1998 lalu ketika itu banyak terjadi pemerkosaan di kalangan wanita, pernah dijual pakaian dalam yang dapat melindungi para wanita dari lelaki yang usil. Kancut itu dibuat dennnnnngan bahan baja dan kunci kombinasi nomor. Tujuannya untuk menjamin “si otong” nggak bakal dating kalo nggak diundang.
Underwear in a Millenium era
Pada awal 90-an underwear menjadi fashion oleh para designer terkemuka. Perusahaan raksasa macam Calvin Klein dan Jockey mewakili brand ternama underwear pria. Victoria’s secret adalah produsen terbesar underwear wanita yang terkemuka dan terkenal dengan berbagai variasi. Biasanya perusahaan ini sering melakukan launching produk mereka yang langsung diperagakan oleh model** cantik seperti Cindy Crawford, Tyra Bank, Claudia Sheiffeir dan bahkan pernah oleh Madonna.
Inovasi lainnya juga dilakukan dengan menggunakan kain** seperti sutra, lycra, satin dan bahkan ada yang tembus pandang. Para peneliti di Amerika mengatakan bahwa underwear menjadi suatu aphrodisiac (penambah motivasi sex), sehingga dibuatlah underwear wanita yang makin wow! Ada juga edible underwear (kancut yang bisa dimakan) buat mereka yang tidak suka kerepotan membuka kancut pada saat foreplay. Edge line juga menjadi bahan acuan dalam inovasi underwear dengan dibuat semakin mungil saja. Ada juga underwear terkemuka ang dikenal dengan nama thong atau G-String, yang hanya menutupi bagian depan saja sedangkan belakangnya terbuka dan memperlihatkan “kedua pipi” pantat dan strip linenya tersisip ditengah-tengah sehingga disebut calem, celana kedalem. Pada tahun 1990 diciptakan kancut sekali pakai. Pola* atau motif kancut juga mulai menjadi bahan inovasi dari yang sederhana sampai pola yang cukup extrim. Misalnya menggunakan kulit binatang seperti kulit macan, kulit buaya dan kulit ular. Dan biasanya underwear** hasil rancangan para designer terkemuka dijual dengan harga yang sangat mahal. Di Perancis bahkan pernah dipamerkan underwear termahal karena diberi aksesoris permata seperti berlian.
Kancut menjadi masalah penting buat kegiatan kita sehari-hari. Tanpa kancut, mungkin pembalut wanita atau salep jamur harganya bisa selangit. Selain itu kancut juga bisa menurunkan tingkat penderita turun berok. Jadi, sudah sepantasnya kita meberi penghormatan pada kancut yang telah mengalami sejarah yang cukup panjang dan dipakai oleh semua orang di seluruh dunia. A tribute to kancut. Nggak hanya merakan Valentine day atau pesta Haloween kita juga bisa memberi penghormatan untuk merayakan HARI BESAR KANCUT bareng pacar..hehe.. becanda gan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar